Proses Tradisional Pembuatan Gula Aren di Dusun Kalisalam, Desa Ketitang
Ketitang, 15 Januari 2025 – Dusun Kalisalam, yang terletak di Desa Ketitang, dikenal sebagai sentra pengolahan gula aren tradisional. Proses pembuatan gula aren yang dilakukan oleh masyarakat setempat tidak hanya menjadi sumber penghasilan utama, tetapi juga melestarikan kearifan lokal yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Proses pembuatan gula aren dimulai dengan penyadapan air nira dari pohon aren yang tumbuh subur di sekitar Dusun Kalisalam. Para penyadap, yang sebagian besar adalah petani lokal, mengumpulkan nira setiap pagi dan sore hari. Air nira segar ini kemudian dibawa ke dapur pengolahan untuk diolah menjadi gula aren.
Pak Lasdi, salah satu pengrajin gula aren di Dusun Kalisalam, menjelaskan bahwa pengolahan dimulai dengan merebus air nira dalam wajan besar di atas tungku kayu bakar. “Air nira harus direbus hingga mengental dan berubah warna menjadi cokelat keemasan. Proses ini memerlukan kesabaran dan ketelitian agar gula aren yang dihasilkan memiliki kualitas terbaik,” ujarnya.
Setelah nira mengental, adonan cair tersebut dituangkan ke dalam cetakan yang terbuat dari bambu atau batok kelapa. Dalam beberapa jam, adonan akan mengeras dan membentuk gula aren yang siap dipasarkan. Gula aren dari Dusun Kalisalam dikenal memiliki rasa yang khas dan aroma yang harum, menjadikannya favorit di pasar lokal maupun luar daerah.
Kepala Desa Ketitang, Bapak Geri Setiawan, S.Km, menyampaikan dukungannya terhadap para pengrajin gula aren. “Pembuatan gula aren ini tidak hanya memberikan manfaat ekonomi bagi warga, tetapi juga menjadi identitas budaya Desa Ketitang. Pemerintah desa akan terus mendukung kegiatan ini melalui pelatihan dan akses pasar yang lebih luas,” ujarnya.