Detail Berita

Grebeg Mangkuyudo, tradisi warga Desa Ketitang, Kecamatan Jumo, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Tradisi ini untuk menghormati Tumenggung Mangkuyudo, salah satu tokoh penting di wilayah Kedu, era Kerajaam Mataram Islam pada zaman pemerintahan Amangkurat 2. Ritual tahunan itu dilaksanakan Minggu 18 September 2022.


Tradisi budaya dan seni yang turun temurun dan selalu lestari setiap tahunnya adalah Tradisi Nyadran. Arti kata Nyadran diambil dari bahasa Sanskerta yaitu "sraddha" yang berarti keyakinan, maka masyarakat meyakini jika ritual Nyadran dapat memberi dampak yang positif bagi yang melakukannya. Tradisi Nyadran inilah yang menjadi cikal bakal lahirnya gelaran Grebeg Mangkuyudo yang diadakan di Desa Ketitang, Kecamatan Jumo, Kabupaten Temanggung. Gelaran Grebeg Mangkuyudo ini menguak asal -- usul Desa Ketitang.

Ketitang berasal dari kata "kethit-an" yang mana orang jawa menyebutnya ketitang. Kethit-an berasal dari bahasa jawa yang artinya kesepakatan/perjanjian. Lebih tepatnya, dahulu Desa Ketitang menjadi tempat orang -- orang Kedu menyepakati untuk mencari tempat bersembunyi. Maka asal mula nama Desa Ketitang yaitu dari kejadian tersebut. Sejarah Desa Ketitang tentu tidak lepas dari keberadaan sosok Kyai Tumenggung Mangkuyudo yang dimakamkan di Astana Kuncen Dusun Ketitang. Astana Kuncen Ketitang adalah salah satu pemakaman bersejarah yang ada di Desa Ketitang.